Rumah bersubsidi seharga mulai dari Rp166 juta ditawarkan di pameran perumahan Jateng Omah Expo 2024 yang digelar Pemprov Jateng di Mal Ciputra Semarang.

Jateng Omah Expo 2024 yang digelar oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah dibuka secara resmi oleh Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, Rabu (24/7) Pagi.

Jateng Omah Expo ini merupakan bagian dari rangkaian acara memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2024, yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah, untuk mengakses rumah murah bersubsidi dari Pemerintah.

Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, kegiatan Jateng Omah Expo sudah kali kedua dilaksanakan, sebagai upaya mempertemukan developer perumahan bersubsidi dengan masyarakat.
“Inilah cara agar masyarakat tahu tentang apa sih rumah bersubsidi, bagaimana caranya untuk mendapatkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana Tapera, Sid Herdi Kusuma mengatakan, khusus bagi para PNS/ASN di Provinsi Jawa Tengah akan disiapkan alokasi KPR Tapera sebanyak 500 unit.
“Melalui Expo ini para ASN/PNS di Provinsi Jawa Tengah yang belum memiliki rumah, kami akan menyiapkan kuota sebanyak 500 unit rumah melalui pembiayaan dana Tapera,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Jateng Omah Expo 2024, Diana Kristina mengutarakan, kegiatan tersebut sebagai jawaban atas permasalahan pemenuhan rumah layak huni bagi masyarakat, terutama bagi Masyarakat yang berpenghasilan rendah.
“Memberikan kesadaran bahwa rumah adalah kebutuhan utama yang harus terpenuhi,” katanya.

Sumarno juga mengatakan, tahun ini, Provinsi Jateng mendapatkan kuota rumah bersubsidi sebanyak 11.000 unit yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng.
Dia berharap, kuota itu bisa ditambah pemerintah pusat, mengingat kebutuhan rumah warga di Jateng masih sangat kurang.

“Harapan kami, karena kami dapat kuota rumah bersubsidi dari pemerintah, sekitar 11 ribu, sayang kalau tidak termanfaatkan. Ini rumah bersubsidi bisa dimanfaatkan masyarakat berpenghasilan rendah,” ujarnya.

Sementara, Kepala Disperakim Jateng Arief Djatmiko mengatakan, angka kebutuhan rumah atau backlog tertinggi di Jateng terjadi di Kabupaten Brebes, mencapai 22.453 rumah.
Disusul, Kabupaten Tegal 22.106, Kabupetan Klaten 21.634, Kota Semarang 21.184, serta Kota Solo 17.016.