Jakarta, 20 Mei 2020. Mimpi besar Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan seluruh masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah sendiri kini mulai menemukan titik terang dengan kolaborasi apik antara Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dan Perum Perumnas. Melalui kemitraan tersebut, masyarakat Indonesia bisa memiliki rumah dengan berbagai manfaat dan kemudahan dari fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Tapera.

Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan rumah telah menjadi kebutuhan pokok yang diperlukan masyarakat Indonesia terutama di tengah kondisi pandemi saat ini. Dengan langkah sinergi bersama Bank BTN dan Perumnas tersebut, lanjutnya, menjadi wujud komitmen BP Tapera untuk bergerak cepat memenuhi kebutuhan perumahan rakyat.

Adi menjelaskan dengan hadirnya kolaborasi tersebut, BP Tapera bersama Bank BTN dan Perumnas akan segera
mewujudkan Proyek Inisiasi Penyaluran Pembiayaan Tabungan Perumahan Rakyat. Proyek inisiasi tersebut akan menjadi tonggak sejarah sekaligus batu lompatan untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan rumah rakyat Indonesia.

“Pada Proyek Inisiasi ini, kami menargetkan akan ada 11.000 unit rumah yang dibiayai melalui KPR Tapera. Untuk tahap pertama, proyek inisiasi akan ditujukan bagi peserta awal BP Tapera yakni para ASN” tutur Adi di sela Acara
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BP Tapera, Bank BTN, dan Perum Perumnas tentang Proyek Inisiasi
Penyaluran Pembiayaan Tabungan Perumahan Rakyat, di Jakarta, Kamis (20/5).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo
mengapresiasi inisiatif BP Tapera dalam menggandeng perusahaan milik negara yang fokus di sektor perumahan untuk mewujudkan mimpi besar memenuhi kebutuhan rumah masyarakat Indonesia. Bank BTN pun, lanjutnya, sigap berinovasi untuk menghadirkan produk KPR Tapera sehingga mempercepat pencapaian target besar tersebut.

“Kami berkomitmen terus membantu BP Tapera untuk mewujudkan mimpi masyarakat Indonesia memiliki rumah yang layak huni. Selain penyaluran KPR Tapera, Bank BTN siap berinovasi untuk terus berkolaborasi dengan BP Tapera untuk mempercepat pemilikan rumah impian bagi masyarakat Indonesia,” ujar Haru.

KPR Tapera, jelas Haru, menawarkan tiga skema pembiayaan sesuai kelompok penghasilan. Untuk kelompok Penghasilan I dengan penghasilan di bawah Rp4 juta akan mendapatkan suku bunga KPR sebesar 5% fixed rate dengan tenor sampai dengan 30 tahun. Pada kelompok penghasilan II dengan penghasilan berkisar Rp4 juta-Rp6 juta dikenakan bunga KPR 6% fixed rate dengan tenor sampai dengan 20 tahun. Kemudian, untuk kelompok penghasilan III dengan penghasilan Rp6 jutaRp8 juta dapat mengakses KPR dengan bunga 7% fixed rate dengan tenor sampai dengan 20 tahun.

Adapun, untuk dapat mengakses KPR Tapera, masyarakat diwajibkan untuk memenuhi ketentuan dan persyaratan untuk mendapatkan Pembiayaan Tapera seperti Peserta masuk kedalam golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),belum memiliki rumah dan menjadi peserta Tapera aktif dan lancar membayar simpanan peserta selama 12 bulan. Harga rumah yang dapat dimiliki peserta aktif Tapera beragam mulai dari Rp112 juta hingga Rp292 juta.

Perumnas pun turut menyambut baik sinergi Proyek Inisisasi Penyaluran Pembiayaan Tabungan Perumahan Rakyat dari BP Tapera ini. Melalui portofolio pembangunan dan penyediaan perumahan yang tersebar di seluruh kota Indonesia selama ini, Perumnas selalu sigap mendukung segala bentuk sinergi agar kebutuhan akan perumahan dapat segera terserap oleh masyarakat.

“Inisiasi ini sejalan dengan misi Perumnas dalam penyediaan hunian untuk segmen menengah bawah. Hal ini terbukti bahwa target pembangunan rumah subsidi sepanjang tahun 2021 meningkat menjadi sekitar 30% dari total unit hunian terbangun. Ini menandakan Perumnas semakin serius menggarap segmen menengah bawah yang sebelumnya kami targetkan sekitar 20% untuk unit hunian subsidi ini. Dan hal ini, tidak hanya pada jenis rumah tapak, namun juga pada jenis rumah susun, ”jelas Budi Saddewa Soediro selaku Direktur Utama Perum Perumnas.

Budi juga menambahkan bahwa misi Perumnas tidak hanya membangun dan menyediakan rumah untuk segmen menengah bawah, namun memiliki added value yang dapat menunjang kebutuhan para penghuni sehari-hari. Seperti yang telah kami lakukan dengan inisiasi konsep hunian TOD (Transit Oriented Development) yang terintegrasi transportasi massal di area Jabodetabek, kemudian konsep hunian sistem precast agar pembangunan rumah menjadi lebih efektif dan efisien serta berkualitas.

“Untuk sinergi ini, Perumnas tengah menyiapkan beberapa lokasi perumahan strategis yang akan dikerjasamakan. Tahap pertama dari proyek inisiasi ini akan kami siapkan di kota Lampung pada proyek Samesta Pesawaran Residence. Hal ini bukan tanpa alasan karena berdasarkan research internal kami atas backlog Pulau Sumatera menduduki peringkat kedua setelah Pulau Jawa. Ini menandakan potensi market untuk segmen menegah bawah di Pulau Sumatera cukup tinggi. Lain dari itu Perumnas menyediakan perumahan untuk masing-masing segmen penghasilan sehingga dapat dikatakan kami melayani segmen pasar yang luas. Samesta Pesawaran Residence juga dilengkapi sarana serta prasarana dengan kualitas baik yang tentunya menunjang kebutuhan sehari-hari para penghuni. Kedepannya kami akan membangun proyek-proyek strategis berdasarkan serapan pasar di area tersebut,” lanjut Budi.

Ke depannya, Perumnas akan selalu berkomitmen untuk berkontribusi pada program-program seperti ini, tidak hanya berhenti pada proyek Samesta Pesawaran Residence Lampung, namun juga pada proyek kami di Samesta Dramaga Bogor, Samesta Pasadana Bandung, Samesta Griya Martubung Medan, Samesta Jeruk Sawit Permai Solo, dan Samesta Griya Karangpawitan Garutdan proyek lainnya di seluruh Indonesia.

Perumnas bersama BP Tapera dan Bank BTN pun berharap adanya kerja sama ini akan dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi kami sebagai developer penyedia hunian serta konsumen sebagai penerima manfaat program lebih khususnya. Sehingga, ke depannya program ini akan menjadi percontohan untuk keberlanjutan program-program lainnya di masa mendatang, tutup Budi.